Galau

Katanya: “Janganlah engkau merasa susah mengenai musibah yang Allah timpakan atas hartamu…”

Ini sangat relevan dengan kondisiku saat ini yang sedang terpuruk. Utang ke sana ke mari. Cicilan rumah belum dibayar. Besok tidak tahu makan dari mana karena memang uang untuk belanja sudah menipis.

Alhasil, ketika menyimak wasiat no.25 ini aku merasa terhibur dan tetap harus optimis. Apalagi ketika Syekh mengatakan, “…Ketahuilah, bahwa seorang mukmin di dunia ini banyak mendapat musibah karena Allah senang menyucikannya sehingga ia kembali kepada-Nya dalam keadaan suci dan disucikan dari kotoran kemaksiatan-kemaksiatan yang Allah wajibkan kepadanya untuk menentangnya. Seorang mukmin senantiasa ditimpa musibah dalam ihwalnya yang biasa…”

Kondisi semacam ini tiada lain mau tidak mau harus disabari. Sebagaimana dikatakan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, “Sesungguhnya di antara perbendaharaan kebajikan adalah sabar terhadap segala musibah dan menyembunyikan musibah itu.”

Lha? Kok derita musibahmu kautulis? Berarti kau tak sabar?

Nah lo…

Related posts:

Je me baladais sur Instagram quand je suis tombé sur un post de @lythancottaz, où il présentait sa nouvelle “marque” de vêtements. Intrigué j’ai décidé de visiter le fameux site de sa marque …

Experts from Honestly Green and Green Queen, two Hong Kong sustainability advocates of social and environmental change, were among the panelists taking part in weekly online seminars organised and…

China is a world leader in developing a national digital currency. It is a project that has been worked on internally since 2014. The People’s Bank of China (PBOC) is spearheading work on the digital…